If one day, there will be the moment of me wanting to give up on love or emotionally wanting to leave my husband, then please somebody remind me of these :
10 of more reasons why I'm so in love with Mustafa :
1. I never expecting him to marry me, to found me, or to be in love with me .. he's just popped up and and asked for my hands as if he knew what I felt.
2. As I have less self-esteem ... everyday he always makes sure that I've been doing great.
3. He always ensure me that his love for me is the best thing he ever experience and his best turning point.
4. His favorite way to calming me down is by hugging me tight and make sure that I know exactly how much he loves me and giving me the best advices ever.
5. He lets me do stuff I like :)
6. He frees me from bad thoughts by telling no lies
7. He is modest (as much as he wants to ensure me)
8. He accepts me as the way I am no matter what I have done in the past
9. He helps me do small stuff
10. He is just simply the reason why I say " I do "
and I can't wait to get the rest reasons ... more and more ..
some years ago, when I had strong disbelief of love, husband, and family a friend gave me this note which I dumped it somewhere for once again ... I didn't trust such things. Some days ago, I found this note again and would like to share it to you :
One day, you'll meet a guy
and ultimately, he's going to find out...
How you dance, how you sleep, how you smell at very point of the day.
How your face looks underneath all your make up.
How long it takes for you to get ready.
How you love ice cream, how you can be hyper at times,
and how certain songs and shows make you happy.
He's going to know how cranky you can get when you're tired,
how you think you look bad in all your photos, and how fat you think you are.
He is going to know almost everything about :
your fear of attachment
scars, family secrets, and last but not least,
your fear of loosing people you love
and you know what?
He's still going to love you and he's going to be there for you, no matter what.
Thursday, September 19, 2013
as Selfish as Snoring
Snoring.... an act of making noise unconsciously when breathing while sleeping....
the one who snore is unaware and never feel disturbed of their own snoring voice while the other are deadly in disturbance listening its noise.....
depicting selfish and ego ....
the one who snore is unaware and never feel disturbed of their own snoring voice while the other are deadly in disturbance listening its noise.....
depicting selfish and ego ....
Wednesday, September 18, 2013
Indefinite, Indescribable, and then Complicated Relationship
It was yesterday when friends of my brother visited us. They
were excited to meeting my mom as she was known as a Tarot reader. Despite the
result from Tarot reading, I was interested to share more about relationship
inspired by their stories. (of course love story is still being the most
unclear thing that persons would die to know the answer).
When we fall for someone we really want to live with and the
universe do not conspires to get that “wanted man” instead of suggesting others
whom we might not really interested in. *sigh.
Before I finally decided to get married, my husband is not
my 100% type of the guy I want to live with. There is this guy I’ve once dated,
I call him my guidance whose his presence is my savior to face this life as he
is so mature, settle, understand my problems, knows how to cheer me up, nice
person to talk and to laugh with, same interest with everything I like … but
then the universe speak different.
Then I realize that it is not the way we perceive our
lifetime friends vs. our part time partner. When I can not push the universe to
fulfill everything I want but to accept that no matter what happen as my wish
or not is the thing I might need but I just about not yet to understand.
My husband? Oh of course he is finally the one I can accept
and being grateful of his presence teach me a lot about life and love. He is
just more than what I want. He teach me to share a life, to accept myself, to
trust, to embrace sincere love, to live simply, and to appreciate myself that I
deserve to be loved, the most important thing is that he is to one who fight
for me and for us being together.
So there is no indefinite, indescribable, yet complicated
relationship. It’s just persons we must fortunately meet to understand life
more and further more. In life we just learn that some stay, some aren’t, some
teach us to let go, some teach us to appreciate present of life. Just let’s
walk .. worry nothing and things will be just fine . Have faith that things
will work out, maybe not how you planned but just how it’s meant to be.
Ps: in life, I’ve dated more than 15 guys. Some are quite
serious, some are fun, some are me being reckless. But then in time I didn’t
bother myself being single and planning to hit “Bank Sperm” *hahahah … The
universe had another beautiful plan of me meeting my husband … The one I will
spend the rest of my life to understand why I need this guy *hihihihi …
Saturday, September 14, 2013
Lomba Lari
Si Gaya dan si Pino sedang mengikuti lomba lari.
Si Gaya terjatuh dan si Pino menoleh ... pino berujar memberi semangat supaya Gaya bisa berlari lagi ...
Bukan itu yang Gaya inginkan dan dirasa ia butuhkan saat ini.
Dia berharap Pino menarik tangannya supaya memudahkan Gaya berdiri dan berlari lagi.
Kemudian Gaya pun berusaha berpangku pada kakinya dan berusaha berdiri sendiri meski tak semudah ketika ada yang menarik tanganya sambil berujar "It's oke ... run with me"
32 Celcius Degree Sunday
Planning to finish my Vodka Tonight
Si Gaya terjatuh dan si Pino menoleh ... pino berujar memberi semangat supaya Gaya bisa berlari lagi ...
Bukan itu yang Gaya inginkan dan dirasa ia butuhkan saat ini.
Dia berharap Pino menarik tangannya supaya memudahkan Gaya berdiri dan berlari lagi.
Kemudian Gaya pun berusaha berpangku pada kakinya dan berusaha berdiri sendiri meski tak semudah ketika ada yang menarik tanganya sambil berujar "It's oke ... run with me"
32 Celcius Degree Sunday
Planning to finish my Vodka Tonight
Wednesday, September 11, 2013
Gagal Manggung
Beberapa hari lalu aku diminta untuk menjadi pembicara
alumni SMA ku dulu. Berasa bangga sejenak ya karena aku yang dipilih. Aku
diminta sharing atas pengalamanku meniti karir, mencapai mimpi, dan bagaimana
usahaku. Dengan harapan bisa memotivasi anak – anak SMA ini dalam workshop
career day. Akupun membisu.
Sejak aku mulai berkarir di tahun 2008, memang lumayan lah
aku diminta jadi pembicara seminar, juri kompetisi debat, dosen tamu, dan
beberapa acara talkshow. Bangga dan percaya diri aku ini pada masanya. Ada saja
idenya dibenakku untuk menyiapkan berbagai materi yang menarik dan selalu
berakhir bahagia melihat respon tamu – tamu yang hadir.
Tapi kondisi aku sekarang beda. Ketika diminta jadi
pembicara career day, aku sudah tidak lagi berkarir. Posisi jabatan terakhirku
sebagai Marketing Communications Department Head sudah kuhempaskan dari sejak
aku menitinya sebagai Public Relations Casual 5 tahun yang lalu. Aku juga masih
dalam posisi rentan memikirkan situasiku saat ini dan sedang
mempertanggungjawabkan pilihanku sebagai istri dan meneruskan usaha keluarga.
Akupun kehabisan waktu untuk tidak dapat memikirkan materi sedikitpun yang bisa
aku sampaikan pada Career Day tersebut mendatang.
Sejak tadi malam aku berpikir, apa yang bisa jadi inspirasi
anak – anak SMA itu ya kalau aku jadi pembicaranya? Sudah waktu SMA itu aku
nakalnya minta ampun, sering terancam ngga naik kelas, dan selalu pada titik
ngga suka sekolah, pemberontak, haduhhhhhhh nothing worth to tell rasanya.
Apalagi kalau sekarang toh akhirnya aku tidak berkarir …. Lalu bagaimana nasib
anak – anak SMA itu kalau mendengar perjalanan hidupku saudara – saudara.
Mungkin sekilas kalau ada semisal anak SMA yang lagi bingung
bagaimana caranya meniti karir dan secara ngga sengaja browsernya nge-Hang trus
kebuka blog ini … then this might be awkward but the only I can say.
You do not need
others to motivate you, it’s yourself to trigger every ambition you wish to
achieve and your big hearted if the universe decide the other way
- SA -
aku (lebih) bodoh!
Santer sekali di dunia social media ini sibuk membicarakan
seorang pria sebut saja VP. Ya memang aneh sekali sih si pria ini membuat
statement dengan bahasa yang dia pikir tinggi tapi malah membuat dia nampak bodoh.
Lebih aneh lagi sekilas dibaca dia nampak sama sekali tidak sadar akan apa yang
dia lakukan karena untuknya itu wajar.
Aku juga tidak tau sebenernya latar belakang si pria ini apa
dan kenapa dia seketika mencuat pamornya lengkap dengan makian kebodohannya.
Lha, berhubung aku ini pengennya ya eksis, maka hari itu social media milikku
kuisi saja dengan sindiran terhadap si VP yang jelas – jelas aku ini tidak
kenal. Singkat sekali aku merasa bangga karena kupikir sindiranku tepat kena
sasaran dan hampir semua temanku meneruskan pesan sindirku lebih luas lagi.
Sesaat setelah itu ada seorang teman yang merespon dengan
pemikiran yang tidak aku sangka katanya “ini tidak lucu, STOP making stupid
people famous!” wah betul juga temanku ini, pikirku. Kemudian dia juga membuat
pernyataan – pernyataan yang menjelaskan bahwa kita seharusnya tidak blow up si pria VP ini. Kalau dia
menurut kita bodoh, ya sudah lah ya. Masih banyak orang – orang berprestasi
lain, berbakat, atau kehidupan lainnya yang lebih inspiratif untuk dibagi.
Lagipula, mungkin kita sama bodohnya dengan bersikap demikian.
We do have chance to change to world into better starting
from ourselves not to pointing at someone else’s behavior. I mean, for it’s too shallow. So, thank you friends for reminding me that I was so super stupid for
making jokes of others’ stupidity.
Tuesday, September 3, 2013
E.N.O.U.G.H!!!!!!!!!
For my other half, other blood, and other surround in ups
and downs
Sudah tiga malam ini aku terbangun tengah malam, mimpi –
mimpiku konyol sih suatu waktu mimpi tetanggaku alien, lain waktu mimpi Obama
njemput salah satu mentri yang lagi jalan kaki, pernah juga mimpi gendong bayi
yang tumbuh besar tiap menit. Hanya saja ada yang mengusik tidurku setiap malam
itu, hatiku seperti dipijit – pijit sakit dan menyesakkan ulu hatiku. Kenapa
ini? Pikirku malam itu sampai kemudian semua pikirku kembali pada masa lalu
yang berat, sakit, dan menyedihkan. Kenapa pikiran itu datang lagi??? Teriakku
dalam hati karena tidak mungkin aku teriak malam – malam karena suamiku akan
terbangun.
Sudah lelah aku akan mereka yang menasehati bahwa yang aku
alami ini belum seberapa, masih tampak cemen, tidak seharusnya diratapi, dan sudah
seharusnya ditinggalkan. Mudah gundulmu!
Begitu umpatku!! Buktinya ini mengganggu kinerjaku dan aku semakin kuatir ini
mengganggu pikiran suamiku melihat istrinya suka sinting nangis sendiri.
Mungkin ini juga tidak seberapa depresinya seperti Angelina Jolie yang sampai
kurus kering karena stress (oh I wish I
can get skinnier too, still with big boops I have) Lalu ini semua apa???!!!
Aku harus bagaimana???
Lelah aku bertanya dan aku harus menemukan solusinya.
Melalui skype aku menghubungi salah satu sahabat yang punya latar belakan
psikologi, dan mungkin memang aku butuh head
shrinker saat ini. Mulailah aku berkonsultasi padanya.
RASA
Itu pertanyaan pertamanya, apa yang aku rasakan. Aku merasa
aku punya kecemasan akan ketidak percayaan dan hal buruk akan terjadi. Aku
takut sakit, takut dikhianati, takut dibohongi takut ditinggalkan, dan takut
segalanya hancur berantakan (lagi).
MASA LALU
Aku mulai menjelaskan masa lalu yang sakit ketika aku
menemukan orang yang aku percayai mengkhianati aku, ayahku dan mantan
kekasihku. Dua sosok yang seharusnya dan sewajarnya pada kehidupan social yang
normal adalah tempat aku berlindung dan percaya. Tempat utama yang bisa membuat
pernyataan “seglanya akan baik – baik saja” dan hidup kemudian terasa lebih
mudah. Namun ternyata alam semesta punya rencana lain. Aku terpaksa harus
berdiri dan berpaku sendiri dalam sakit dan kehilangan kepercayaan juga apatis
akan rasa.
DIRI SENDIRI
Bagaimana aku melihat diriku? Ya aku benci dengan diriku,
menyalahkan diriku, bahwa segala yang terjadi itu semua salahku. Coba aku dulu
begini, coba aku dulu begitu, dan semuanya pasti akan baik – baik saja. Aku
tidak percaya pada diriku sendiri, aku benci pada diriku sendiri, aku lebih
baik mati karena hidup juga tak ada untungnya. Aku juga tidak minta untuk
hidup, aku hanya tidak sengaja jadi lahir. Aku tidak pernah melihat hidup
sebagai berkah, hanya beban saja yang harus kutanggung dan cari akal untuk untuk
membunuh waktu sampai mati, kalau bisa dipercepat. Aku tidak menghargai hidupku
SAMA SEKALI!
SIAPA MASA LALUMU?
Aku ditanya, masa laluku itu spion atau truk besar yang
membuntuti. DEMENTOR! Begitu jawabku… karena masa laluku menyedot segala rasa
syukur dan bahagiaku di saat ini. Kemudian aku ditanya, bagian apa dalam masa
laluku yang membuat aku bahagia. Sempat aku bingung sesaat, mungkin karena
pikirku penuh dengan amarah dan sakit, sampai tak kutemukan. Pastinya ada yang
membuatku bahagia, little heaven (itu
bagaimana aku menyebut kamar kecilku di rumah yang lama), pengalaman karirku,
teman, makanan yang pernah aku icipi, dan tempat – tempat yang pernah aku
kunjungi. Setidaknya ada yang indah J
HADAPI ATAU ENYAH
Kupikir aku selama ini menghadapi, tapi ternyata ada
kesibukan dan pengalihan perhatian yang membuatku lebih ke mengenyahkan
daripada menghadapi. Sibuknya pekerjaanku dulu, teman main, pacar – pacar
absurd yang tidak aku cintai, harta benda, kesuksesan, dan itu semua
mengalihkan perhatianku dari masa lalu yang sakit itu. Kemudian kurasa aku
sembuh, namun ternyata belum.
Kenapa pikiran itu datang lagi menghantui? Ternyata itu
karena aku seloooooooo …. Aku punya banyak waktu luang untuk melamun, dan ingatan itu kembali menghantui.
Aku mulai mencoba jatuh cinta, jadi itu merupakan ancaman untuk sakit lagi. Aku
menghadapi dua jenis sosok yang dulu pernah mengkhianati kepercayaan, bekerja
dengan ayahku dan memutuskan jatuh cinta kepada suamiku. Ketika bantalku penuh
airmata tiap malam, berbanding terbalik dengan bantal suamiku yang mungkin
penuh dengan iler. Aku sering menangis diam – diam, kadang didepan suamiku. Aku
ingin teriak, tapi aku takut didatangi tetangga kompleks. Kemudian aku memilih
untuk diam.
Sahabatku yang sedang kujadikan pembimbing konselingku ini
mengajakku untuk menyembuhkan sakitku, bukan untuk mengenyahkan dari pikirku,
untuk menghadapi bukan untuk berlari. Menurutnya, momen dimana aku seloooooo
tanpa karir dengan tekanan yang biasa aku hadapi ini adalah tepat untuk
merefleksikannya, menghadapi, dan mencoba untuk berdamai dengan diriku sendiri.
Caranya?????? Demikian teriakku dan pasti yang lain yang
mungkin yang berharap dan yang putus asa mencari jawaban.
Bekerja sama dengan suamiku, itu yang paling penting, karena
hanya dia yang ada disampingku dan melihatku dengan cara yang berbeda. Karena
masa laluku sama pentingnya untuknya dan juga masa lalunya sama pentingnya
untuk ku. Yang jelas aku harus meyakinkan suamiku aku tidak sinting, aku sedang
menghadapi masa laluku.
Pada detik – detik dementor masa lalu itu datang, aku hanya
perlu menikmati sakitnya sampai aku tidak tahan, efeknya bisa menangis, teriak,
dan muntah. Tapi itu harus dikeluarkan dan harus disampaikan. Karena nantinya
entah kapan, suatu saat nanti, ketika masa lalu itu datang, aku bisa bilang itu
kenangan, bukan dementor.
Jadi ketika yang lain mungkin ingin melakukan yang sama tapi
ngga punya suami. Kamar mandi, air gemericik, aromatherapy, hardbeat song, dan chocolate, bisa membantu untuk menangis, teriak, dan berdamai
dengan masa lalu. Tingkatkan serotonin, mari bunuh trauma sama – sama, nikmati
hari ini, dan berbagi cinta (bukan berbagi bercinta, itu beda!!)
Untuk sahabatku, @adelaksmi … terima kasih untuk
waktunya pagi – pagi disela kesibukanmu
untuk menjawab skype ku. Terima kasih kala dulu pintu kantormu yang selalu aku
buka dengan paksa, dan aku tutup, sebagai tempat aku menangis, mencurahkan
bebanku, dan tidak pernah melihat aku sinting. I thank you full!
Monday, September 2, 2013
Benteng Putri Raya
Adalah Putri Raya, demikian ayahnya memberi nama kelak dia
akan menjadi yang maha mengerti seisi jagat raya ini. Putri Raya, sebagaimana
seorang putri… begitulah kehidupan seorang Putri, klise dengan segala senang
dan riangnya. Sehari – harinya dihabiskan bermain – main dengan kesenangannya,
bersama sahabatnya, Peri Pine.
Sampai pada suatu hari, kerajaan Putri Raya diserang musuh
dan disaat yang sama, sahabat Putri Raya memilih untuk pergi dan meninggalkan
Putri Raya. Seperti malam yang tidak ada akhirnya, hanya kesedihan yang
dirasakan. Kerajaan tempat Putri Raya bermain, tak lagi menjadi Istana yang
indah, taman yang indah pun tak lagi menjadi favorit untuk duduk dan memandang
alam semesta. Tidak ada lagi tawa dan senyum di wajah Putri Raya, sungguh
menyedihkan mengingat Putri Raya sangatlah ceria dan penuh canda. Kehadirannya
selalu memberi kebahagiaan dayang – dayang, pujangga kerajaan, juga rakyat
sekitarnya.
Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Raja Kum, melihat
putrinya demikian, terlebih kerajaannya pun juga terkalahkan musuh. Selain
prihatin atas kondisi kerajaan dan rakyatnya, tentu saja kesedihan Putri Raya
menjadi perhatian utama Raja Kum. Sudah berhari – hari Putri Raya tidak
menyuapkan makanan favoritnya, tidak mau keluar kamar, dan masih tak ada senyum
diwajahnya. Raja Kum yang putus asa bertanya kepada Putri Raya, “apa yang bisa
aku lakukan untuk menyudahi sedihmu, putriku?” dan tak lama kemudian Putri Raya
menyahut lirih “Aku hanya tidak ingin merasa sedih yang sesakit ini, Ayahanda”
Maka dibangunnya lah kerajaan berbenteng tinggi dan tebal
oleh Raja Kum, lengkap dengan dayang – dayang dan binatang – binatang kesukaan
Putri Raya, tentu saja dihiasi dengan taman yang indah untuk tempat favoritnya,
menikmati alam semesta. Dengan demikian, harapnya … Putri Raya tidak akan
merasa sakit akan sedihnya lagi.
Pada suatu hari, Pangeran Daman sedang berburu di hutan.
Sedikit jauh dari wilayah kekuasaan kerajaannya sampai keasyikannya berburu
membuatnya tak sengaja menemukan bangungan mirip dengan istana, dengan benteng
yang besar dan tebal, nyaris menutupi isi bangunan itu. Dari luar lamat – lamat
Pangeran Daman hanya mendengar senandung gadis – gadis dengan suara merdu, dan
gelak canda tawa yang lirih dari dalam bangunan kastil nan megah itu.
Sama sekali tidak ada celah yang memungkinkan Pangeran Daman
untuk masuk, dan benteng yang kokoh itu juga tidak memungkinkan untuk ditembus.
Maka ditulisnya dalam secarik kertas dan dilemparkannya kedalam benteng
tersebut dengan harapan, akan sebuah jawaban.
Putri Raya saat itu yang sedang bercerita, bernyanyi, dan
bercanda bersama dayang – dayang, terkejut melihat ada bongkah batu yang
ditutup kertas jatuh dari atas. Pelan – pelan Putri Raya membuka kertas itu dan
membaca pesan disitu. Penuh rasa takut, merasa terancam, dan kuatir aka nada
serangan dari luar, Putri Raya melihat tulisan sapaan dari Pangeran Daman
menanyakan siapa gerangan yang ada didalam dan memuji senandung lagu yang
dinyanyikan Putri Raya bersama dayang – dayang. Sedikit ragu, Putri Raya
mengambil pena dan menuliskan balasan kertas itu, memperkenalkan dirinya, dan
mengucapkan terima kasih atas pujian yang diberikan.
Ternyata percakapan unik itu mengawali pertemanan pertama
kali Putri Raya dengan Pangeran Daman setelah mengurung diri selama ini. Sampai
pada akhirnya Pangeran Daman, meminta Putri Raya untuk membuka benteng kokoh
itu dan membiarkan Pangeran Daman untuk masuk. Putri Raya dengan lembut
menjelaskan ketakutannya akan dunia diluar, dengan rasa sakit akan sedih, dan bagaimana
benteng kokoh ini dibangun untuk menghalau ketakutannya itu oleh Raja Kum, sang
Ayah.
Tidak menyerah, demikian Pangeran Daman membalas pernyataan
Putri Raya, menceritakan betapa indahnya dunia diluar benteng kokoh itu dan
rasa sakit akan sedih itu hanya bagian dari perjalanan yang akan mengindahkan
hidup. Dengan itu Pangeran Daman berjanji menunjukkan kesetiaannya kepada Putri
Raya, menjanjikannya kebersamaan dengan mencoba sendiri menggempur benteng yang
kokoh itu. Tentu saja hal ini menjadi ancaman untuk Putri Raya, meski disisi
lain dia merasa bahagia atas kehadiran Pangeran Daman menjadi sahabat yang
menyenangkan, namun ketakutannya tak terbendung juga mengkhuatirkan apa yang
akan terjadi nanti.
Selama Pangeran Daman berupaya menggempur benteng yang kokoh
itu, tak hentinya mereka saling bercerita, saling meyakinkan dan menguatkan,
bahwa segalanya akan indah sampai nanti mereka akan bertemu. Putri Raya dengan
sabar, mencoba merelakan benteng yang kokoh itu runtuh perlahan dan
mempersiapkan hatinya untuk segera bertemu pangeran Daman untuk dapat bersama
menikmati tantangan hidup. Dalam hati Putri Raya berpikir, jika memang Pangeran
Daman berhasil menggempur benteng itu, maka laiklah ia mendapatkan hati dan
kepercayaan Putri Raya.
Pastinya lah ada rasa lelah dan keinginan untuk menyerah
dibenak Pangeran Daman, namun niatnya tak mengalahkan dua hal itu. Sampai pada
batu terakhir yang membatasi dia dan Putri Raya, akhirnya Pangeran Daman
berhasil menembus benteng yang kokoh itu. Keyakinannya terjawab karena Putri
Raya pun dengan setia menunggunya selama merobohkan benteng itu. Paras dan
senyumnya serta pancaran kebaikannya sudah cukup menghilangkan peluh dan lelah
Pangeran Daman.
I hope, one day you'll understand as me trying to understand
for there is no one can replace another anyone
for when there is no hope for tomorrow, I must myself embrace the morning
for the loved once and and the hatred
for the hurt and the cure
for doing not for promises
Subscribe to:
Posts (Atom)