Sudah seminggu terakhir ini pikiranku semrawut, entah kenapa? Mungkin karena Senin besok aku sudah mulai kerja, mungkin karena sepinya hari - hariku jadi terakumulasi oleh ketakutan yang aku buat sendiri, atau aku mulai terpengaruh oleh pikiran - pikiran buruk yang tidak memotivasi. Sekali lagi aku memilih diam dalam situasi ini. Dahulu ada yang pernah mengingatkan aku, kalau aku dalam keadaan tidak stabil, duduk dan curahkan pada yang Kuasa.
 |
Mustokoweni Heritage Hotel |
 |
Batik Drying |
 |
Natural Colour |
 |
The Boutique |
 |
Drawing |
 |
Ibu - Ibu PKK Jetis |
Akhirnya hari ini aku memutuskan berjalan - jalan dengan seseorang teman lama, ngga bisa dibilang lama sih, karena sejak kenal dulu, baru kali ini kami pergi dan berbincang - bincang. Ajakannya juga sempat bikin bingung, katanya mau belajar tentang dunia PR, tapi kadang aku sendiri bukan yang begitu ahli di bidangnya. Kami pergi ke Mustokoweni Hotel, menikmati kopi, dan memperhatikan ibu - ibu PKK Jetis yang sedang berlatih membatik. Sungguh ini menyenangkan!!
Aku harap apa yang aku sampaikan tentang pengalamanku mulai terjun di dunia PR, dari aku yang tidak apa - apa dan hanya bermodal kemauan untuk belajar, bisa memberi bayangan dan motivasi untuk temanku. Sembari aku bercerita, sebuah refleksi berjalan begitu alami, aku seperti diajak untuk melihat perjalanan hidupku, dari resolusiku yang sudah aku capai, dari kegagalan yang sudah aku atasi, sampai mimpi - mimpi kedepan yang menjadi semangat untuk aku melangkah lagi. Satu yang aku dapat, ternyata aku BERANI! aku BISA! dan aku MAMPU! aku yakin itu dan aku yakin temanku juga bisa mewujudkan mimpinya!!
Ditengah pembicaraan yang seru, dia pamit pergi Jumatan, dan aku mulai usil mengganggu ibu - ibu PKK yang sedang membatik. Aku berbicara dengan Ibu Sri, istri Camat Jetis yang memberdayakan ibu - ibu Jetis untuk belajar membatik. Belajar membatikpun merupakan proses yang panjang, pengenalan akan teori - teori membatik, filosofinya, prosesnya, pewarnaan, pencelupan, dan pengeringan. Kata Ibu Sri, kalau punya tekad yang kuat, hasil batiknya pasti akan apik dan selaras. Lalu aku bertanya pada Ibu Sri, kenapa beliau suka Batik. Dengan semangat dia menjawab, karena membatik itu seperti sebuah terapi dan keindahannya itu murni serta memberi kedamaian. Semakin bingung akan penjelasannya, aku mencari penjelasan lebih lanjut. Ibu Sri tersenyum dan bilang, "Mbak, kalau lagi sedih atau lagi kosong, coba pasang Batik Kawung dengan pewarna alami di dalam kamar, coba dipandang, dan diresapi. Batik Kawung yang berarti Suwung, memberi gambaran ketenangan abadi yang membantu kita untuk bisa menyelaraskan emosi..... " Akupun terperangah!! Dari penjelasannya juga, aku baru tau kalau pewarnaan alami pada batik itu jauh lebih sehat daripada pewarna kimia.
ps: Thankyou Arditya, for a fun conversation we had! Wishing you a great success in pursuing your scholar in State!
pingin belajar batik juga... bisa nyariin info buat mama???
ReplyDelete