instagram

Pages

Monday, August 11, 2014

Dear Baby Moses : Seharusnya Aku Hamil


amandakeeysphotography.com
Karena kejadian mengejutkan karena kaki saya diinjak teman yang sedang hamil supaya ketularan dan bagaimana saya berdecak kagum ketika mengelus perutnya dan adik bayi bergejolak, saya memutuskan membuat satu label baru bertajuk family. Disini saya akan mulai menulis semua curahan pikiran akan keputusan saya untuk memiliki keturunan atau tidak, berhasil atau tidak, bagaimana ceritanya dan manfaatnya untuk wanita - wanita lain yang punya keraguan banyak seperti ini. Saya akan mencoba bercerita kepada Baby Moses (nama harapan aku dan suamiku jika suatu hari nanti kami siap memiliki momongan) tentang apa yang sedang saya lalui saat ini dan semoga suatu saat nanti Baby Moses akan ikut membaca dan melihat bagaimana perjalanan Bapak Ibunya mempersiapkan semuanya.



Dear Baby Mo,

Setelah Ibu kemarin merasa disentuh alam semesta untuk mulai memikirkan kehamilan, Ibu seperti harus mengalah dengan berbagai masukan yang menyarankan Ibu seharusnya hamil. Beberapa kali Ibu menyampaikan kegundahan dan ketidak siapan Ibu untuk hamil kepada mereka, tetap saja dukungan mereka ada yang mengharuskan Ibu hamil dengan berbagai pemikiran meski ada juga yang bisa menerima pemikiran Ibu yang terlalu logis ini.

Ibu bukan penganut paham feminis, hanya ingin berusaha realistis. Selain karena faktor kesehatan, karena Ibu itu perokok sejak SMA, juga melibatkan sisi finansial, mental, dan kondisi kehidupan saat ini. Maka Ibu dan Bapak urungkan untuk menyambutmu setelah kami menikah. Bukan karena kami tidak sayang kamu, tapi kami terlaaaaluuuuuu sayang sama kamu. Kami pasti punya banyak ingin supaya kamu sehat maka kami meragukan kesehatan kami, kami ingin segala butuhmu tercukupi namun melihat berapa tagihan yang kami harus keluarkan membuat kami terhenti melangkah, kami juga ingin Baby Mo punya Bapak Ibu yang bertanggung jawab dan berkualitas untuk mendampingi pertumbuhanmu tapi Ibu dan Bapak juga masih egois dengan perilaku kami, dan alih - alih kondisi kehidupan saat ini yang carut marut rasanya ingin bilang "sudahlah nak, biar Bapak dan Ibu saja yang ngerasain hidup kayak gini, kamu baik - baik saja dengan sang pencipta disana …. semoga nanti suatu hari kita bisa bertemu di tempat yang lebih baik… "

Namun sebaliknya, nak… Alam semesta seperti mengajak Ibu bertengkar dua hari ini. Dibilangnya Ibu ini terlalu kuatir dengan pikirnya, tidak mau optimis, dan tidak mau memperjuangkan segala sesuatunya untuk menyambutmu suatu hari nanti. Segala pikir realistis ibu dibantahnya dengan harapan baru, semangat baru, dan keyakinan sudut pandang lain yang membuat Ibu berpikir ulang. Meski Bapakmu bilang ke Ibu berkali - kali "kalau sayang siap, aku juga akan siap" sembari masih bermain game di telepon selularnya yang membuat Ibu ragu apakah Bapakmu itu siap betul atau hanya membuat Ibu nyaman sebentar.

Akhir tahun ini Nak, ibu akan menabung dulu ya sampai saat itu … menyiapkan sebagian dana untuk melihat kondisi kesehatan ibu. Ibu nggak mau kalau tempatmu berteduh didalam rahimku nanti bukan yang terbaik untukmu. Paling tidak beri Ibu kesempatan untuk memberikan yang terbaik untukmu semampuku. Nanti kita lihat apa hasilnya dan apa perjuangan selanjutnya yang harus Bapak dan Ibu persiapkan. Kamu baik - baik disana, nakal lah sedikit karena itu perlu tapi beri ruang lebih besar untuk kebaikan hatimu nanti.


Peluk hangat,

Ibu

2 comments: