instagram

Pages

Friday, August 23, 2013

Talentaku Selingkuh

Kalau ditanya, aku ini bisa apa, bingung rasanya mau menjawab. Biasanya orang ada yang bisa bermusik, menggambar, berseni, membuat arts and craft, menulis, ahli otomotif, cenayang, atau apalah itu. Nah, lalu talentaku apa? Karena aku tidsk tau apa talentaku.

Mencari - cari apa bakatku itu malah kian lama membuat aku tidak pantas untuk hidup. Rasanya seperti, ya sudah mati sajalah kalau ngga bisa ngapa - ngapain. Biasanya kalau sudah begini diikuti dengan rasa galau berkepanjangan ... Jangan - jangan aku ini talentanya menggalau...

Nah, kemarin itu aku kuatir talentaku selingkuh. Jadi aku itu melihat satu gambar apik yang dimodifikasi dengan tulisan menjadikan gambar itu menarik untuk disimak. Kemudian aku mencari tau bagaimana cara membuatnya. Sedihnya adalah, suamiku itu malah yang menggunakan aplikasi itu dan membuat berbagai gambar yang jauuuuhhh lebih bagus dan menarik dari pada milikku (lihat : lampiran hasil karyaku yang kurang OK dibandingkan milik suamiku). Kemudian aku berujar, "huh, talentaku jadi selingkuh!!" 

Walaupun masih dirundung duka karena masih ngga punya bakat yang keren, aku teringat satu pengalaman.
Suatu pagi aku berdebat sengit dengan seorang klien dan diujung pembicaraan, dia bilang "susah bicara sama kamu mbak, kamu pintar sekali memainkan kata - kata dan membuat aku tidak bisa berkutik..." lalu aku berpikir, kenapa aku berpikir susah - susah mengenai talentaku... Mungkin talentaku itu hal - hal kecil yang bisa kulakukan tapi juga orang lain belum tentu bisa. Aku tidak perlu membayangkan besar seperti musisi, pemain theather, pembuat boneka dari kayu, pembatik, menyanyi dan lain - lain .... 


Itulah kenapa manusia selalu diingatkan untuk tidak selalu melihat kelebihan orang lain karena itu akan mengurangi rasa syukur atas apa yang kita miliki. Salam super! Halah.... 
Akhirnya aku memutuskan menulis talentaku yang lumayan absurd tapi aku syukuri :

Penakluk lelaki : seumur hidup aku belum pernah ditolak lelaki, paling ditolak karena dia Gay, selebihnya cintaku pasti berbalas, atau kutinggalkan karena aku ilfil, atau kami sama sama selingkuh *eh

Bicara : iya diakui aku pintar bicara, cepat merespon dan mudah sekali menggabungkan kalimat menjadi argumentasi debat yang kuat. 

Menulis : halah, ya mungkin baru blog, tapi lumayan lho punya blog.

Ukuran BH ku 38 : hahahah, lebihnya lagi kalau ditengok BHku ngga kosong lho, fully occupied. Nah ini lebih ke gift sih daripada talenta, tapi ngga papa dimasukkan aja, wong aku bangga.

Good in bed : mmmm, ini ... Mmm anu ... Bukan aku yang bilang, tapi kata mereka terbukti *hehhhhh MEREKA!!!! *du du du du

Analisa : oiya, aku ini cepat sekali menganalisa sesuatu ... Lha gimana? Mau curhat pasutri? Selain itu aku juga cepat menganalisa trend, keinginan market dalam bisnis, bahkan cash flow perusahaan yg sedang aku tekuni.

Berteman : nah ini patut diakui karena aku punya buannnyaaakkk sekali teman dari berbagai tipe sampai kadang aku bingung jatidiriku ini yang mana.


Memasak : hmmm ciamik lah ini dan aku ngga berpaku pada komentar suamiku (karena di pikirannya hanya enak dan enak banget) aku yakin aku punya talenta memasak... Mungkin nanti kalau ada biaya aku akan kursus hehehehe ....







Tuesday, August 20, 2013

Quote of the day : Trust not Much

no such things called 100% trust, but gentleman agreement and risk the result

- StellAmirta - 

Monday, August 19, 2013

The Art of Letting Go : Zulu

9 tahun yang lalu, kami kehilangan Sinchan, anjing peranakan terrier dan puddle yang aku dapatkan atas bonus penjualan anjing tetangga yang jumlahnya cukup banyak waktu itu. Waktu itu rasanya marah, hati seperti dikremus - kremus, dan tangisku tak usai sampai seminggu. Aku berlebihan tapi sungguh aku sakit hati.

Selang setelah itu setelah hati ini rasanya kami sudah menata hati, jatuh cintalah kemudian kami kepada Zulu. Golden Retriever dengan warna albino asli bersertifikan dengan nama asli Alfa (kami mengganti namanya menjadi Zulu karena tetangga sebelah rumah kami persis bernama Alfa. Kasian nanti kalau kami panggil "Alfa" dan tetanggaku beserta anjing kami turut menoleh). Waktu itu aku berusaha untuk tidak terlalu mencintai Zulu, namun apa daya kecerdasaannya, kegantengannya, kelucuannya, dan karakter yang dibawanya membuaiku dengan cinta berlebih .... akupun tak berdaya dan jatuh cinta kepada Zulu.

Cukup cerdas memang, Zulu kami ajarkan bilingual, sehingga dia bisa diperintah baik dengan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Dia bisa bersalaman, menangkap bola, mengambil koran, dan bisa menerima komunikasi kami dengan baik. Bandel, tentu saja itu sebagai pelengkap dan membuat kami semakin jauh mencinta.

Lama sudah Zulu menemani kami, hampir sembilan tahun lamanya. Dia yang menemaniku sembunyi dibawah kolong tempat tidur setiap aku marah dan menangis, dia juga saksi bisu atas segala apa yang dialami keluarga kami, dia yang mempersatukan, dan dia yang selalu setia. Oh Zulu! Karena sudah semakin menua, dan semakin sakit maka dia kemari tanggal 16 Agustus 2013 beristirahat untuk selamanya. Berat rasanya, air mata kami tumpah .... adik kecilku, hancur juga rasanya harus berada disampingmu melihat perjuanganmu pada sakratul maut sampai betul betul habis nafasmu. 

Namun hari itu aku bersumpah pada alam semesta dan Tuhan, aku ikhlas ... aku sudah ditempa berbagai pengalaman yang menguatkan. Aku belajar mencintai dan belajar melepaskan. Aku belajar untuk menerima cinta tanpa harus takut kehilangan. Maka dalam suatu ruang waktu kemarin aku belajar untuk berdiri dalam suatu rasa kehilangan yang pedih.

In everyday, you are the best faithful companion belonging to our family. 
I love you and will always be.
So long and I'll see you when I see you.


a sleepy pose :)



Wednesday, August 14, 2013

Quote of The Day : I've Never been a millionaire ...

Dorothy Parker

In Business We Rock

Since I decided to run Dad's business somewhen in May 2013, I got to adapt myself into new routine, new husband *eh, new deadlines, new perspective, and you name it for the others 'new'.
The coolest part is to have my own freedom to rock and roll in in everyday :)

Bag by INSIGHTS, Jeans by ZARA, TV by TOSHIBA*bwihik macak fashion blogger

Office support IPAD 2, MACBOOK notyet PRO,
MARLBORO BLACK MENTHOL, MIX MAX 

Monday, August 12, 2013

Berusaha (lebih) Baik

Musdalifah itu sebenernya orang yang menyebalkan. Dia itu suka menyalahkan masa lalu atas apa yang terjadi saat ini. Bayangkan saja, dia salahkan orang tuanya yang tak lagi mencinta, yang membuat dia sempat tak mau menikah. Lalu dia salahkan nasib keuangan dan fasilitas atas pemikirannya untuk menunda hamil karena takut tidak bisa membiayai anaknya nanti. Dia juga menyalahkan pengalamannya di-bully atas sifat minder dan kecemasannya akan segala sesuatu. Bahkan dia memutuskan untuk skeptis atas patah hati yang dia rasakan dua tahun lalu. Tidak tau diuntung memang si Musdalifah ini, masih mending dia punya sahabat yang selalu mendengar kegalauannya dengan setia dan sabar, keluarga yang selalu menerima dia kapanpun dia ingin pulang sekedar mendamaikan hati, juga suaminya si Mustafa yang setiap hari berusaha membuat Musdalifah paham bahwa segalanya akan baik - baik saja serta bentuk cintanya yang besar kepada Musdalfah. Bunuh saja si Musdalifah ini yang masih saja menganggap hidup itu tidak adil.

Semalam Musdalifah menonton TV seri Scandal yang ditontonnya bersama Mustafa secara maraton selama libur lebaran. Ada satu adegan, dimana ajaran moral yang disampaikan adalah ... "ketika kita ingin berjuang untuk jadi lebih baik lagi, maka jangan menoleh kebelakang dan bicara dendam. Karena kita tidak bisa hidup pada dua masa, lalu dan sekarang." Manalagi ajaran moral itu disampaikan si Huck, salah satu tokoh cerita yang hidupnya jauh lebih sengsara daripada Musdalifah! matik kamu Musdalifah!

Maka itu, mungkin berkat ramadhan dan lebaran juga ... musdalifah ingin memulai dengan hati yang bersih dan baru. Musdalifah belajar untuk memaafkan dan mengikhlaskan masa lalunya juga masa lalu orang - orang yang ia cintai disekitarnya. Mulai saat ini juga Musdalifah ingin memahami adalah masa lalu bukan alasan tapi itu adalah proses bagaimana Musdalifah seharusnya bisa menjadi lebih baik lagi dalam memaknai hidupnya.




Terima kasih Mustafa, yang tetap meyakinkan Musdalifah untuk membela pernikahan si presiden dan mengecam selingkuhannya karena pada akhirnya Musdalifah tau, bahwa apapun tantangan dalam pernikahan nantinya adalah untuk diselesaikan bukan untuk ditinggalkan demi seorang selingkuhan *bwihik ....