Live with no excuses and love with no regrets
- Montel -
Suatu pagi, aroma roti panggang berbalur keju dan butter serta wangi kopi yang membaur dengan udara dingin yang menghembus melalui jendela .... masih setengah mengantuk namun harus segera bergegas, aku masih menyempatkan diri untuk menghela nafas sejenak, menikmati sensasi tembakau dan seketika aku melirik pada sebuah Red Velvet Cupcakes paling enak di kota kecil ini yang kuletakkan pada stool rotan dikamarku.
"ini tulus, biar kamu ngga marah lagi .. biar ngga ngambek lagi ... biar ngga sebel lagi sama aku" begitu kiranya alasan kenapa Red Velvet Cupcakes ini diberikan kepadaku semalam yang sempat aku tuduh 'penyuapan' sambil bercanda kepada si makhluk pemberi cupcake tersebut.
Aku dan makhluk ini punya sesuatu hal yang aneh. Selama ini aku merahasiakan identitasnya, karena memang begitu keadaanya, rahasia ya rahasia ... titik! Yang aneh dari hubungan kami itu, dia bisa sangat mengerti aku tanpa aku harus mengucapkan sepatah kata apapun dan yang aku sebal dari dia adalah karena bersamanya aku mengarungi sebuah proses yang panjang dan itu menyebalkan tapi membuatku menjadi pribadi yang lebih baik ... caranya membantuku melewati proses hidupku itu yang membuatku kadang sebal!
Untuk menjadi lebih percaya diri, dia mengolokku sampai hampir menangis, untuk punya wawasan luas dia mengajakku berani melihat sekeliling, untuk mengatasi sakit dia mengajarkan aku untuk berserah pada yang diatas, untuk ikhlas dia mengajarkan aku untuk menerima, untuk realistis dia mengajarkan aku dengan logika, dan untuk mencintai dia mengajarkan aku tanpa syarat. Dan yang terpenting, untuk berharap aku juga harus belajar untuk melepas harapan.
Kalau aku dan makhluk ini bertemu, kami masuk ke ruang khayal kami dimana tidak ada satupun yang bisa mengerti, bahwa aku dan dia tidak saling menyakiti dan juga tidak menyakiti orang lain disekitar kami. Hanya mereka tidak akan pernah bisa memahami sementara aku disini berusaha untuk mengerti.
No comments:
Post a Comment