Aku pikir awalnya untung dan malang itu nasib. Seperti aku dan sahabat puluhan tahunku itu. Bagiku, sahabatku ini sangatlah beruntung, wajahnya cantik, tubuhnya langsing, orang tuanya sejahtera, pendidikannya bagus, kesempatan yang dia dapatkan itu selalu baik. Namun demikian, aku tidak menjatuhkannya kepada iri hati dan merasa dikalahkan. Sahabatku ini tetap yang terbaik atas segala pengertiaan, kesetiaan, dukungan, dan perhatian kami satu sama lain. Jadi untuk kami, semakin kita melihat keberuntungan orang lain kita akan melupakan berkat yang kita miliki tanpa harus mengukur porsinya, karena kita tidak pernah tau apa yang sebetulnya dialami orang lain sedekat apapun orang lain itu kepada kita.
Untuk itu aku belajar banyak dari pegawai - pegawai pabrik kecil ini, karena mereka punya jauh lebih banyak alasan untuk iri hati atas kehidupan orang lain, tapi mereka memilih untuk mensyukuri apa yang mereka miliki dan berupaya sebaik mungkin untuk membuat kehidupan lebih baik, tidak hanya untuk diri sendiri, juga untuk kehidupan.
No comments:
Post a Comment