instagram

Pages

Tuesday, July 16, 2013

Untung dan Malang

"Kaya atau miskin itu nasib atau pilihan?" begitu tanya tim dari Bank Dunia kepada karyawan sebuah pabrik kecil di desa terpencil untuk penelitian mereka mengenai dampak etos kerja masyarakat desa untuk mengentaskan kemiskinan. Beberapa karyawan menjawab itu nasib dan ada juga yang menjawab itu pilihan. Dari jawaban mereka, desa terpencil ini memiliki etos kerja yang bagus untuk bangkit dari kemiskinan dan mereka yakin ini bukan nasib tapi hanya kondisi yang bisa diperbaiki. Sungguh pemikiran yang baik untuk maju dan semoga ini menjadi awal kemajuan mereka.

Aku pikir awalnya untung dan malang itu nasib. Seperti aku dan sahabat puluhan tahunku itu. Bagiku, sahabatku ini sangatlah beruntung, wajahnya cantik, tubuhnya langsing, orang tuanya sejahtera, pendidikannya bagus, kesempatan yang dia dapatkan itu selalu baik. Namun demikian, aku tidak menjatuhkannya kepada iri hati dan merasa dikalahkan. Sahabatku ini tetap yang terbaik atas segala pengertiaan, kesetiaan, dukungan, dan perhatian kami satu sama lain. Jadi untuk kami, semakin kita melihat keberuntungan orang lain kita akan melupakan berkat yang kita miliki tanpa harus mengukur porsinya, karena kita tidak pernah tau apa yang sebetulnya dialami orang lain sedekat apapun orang lain itu kepada kita.

Untuk itu aku belajar banyak dari pegawai - pegawai pabrik kecil ini, karena mereka punya jauh lebih banyak alasan untuk iri hati atas kehidupan orang lain, tapi mereka memilih untuk mensyukuri apa yang mereka miliki dan berupaya sebaik mungkin untuk membuat kehidupan lebih baik, tidak hanya untuk diri sendiri, juga untuk kehidupan. 




No comments:

Post a Comment