instagram

Pages

Monday, July 29, 2013

Praduga Tak Bersalah

Waktu itu ada satu momen dimana aku harus mengambil data dari laptop Mustafa dan aku menolak melakukan itu. Selain aku paranoid akan menemukan sesuatu yang menyakitkan, aku selalu menjauhi barang - barang privasi orang lain, meskipun dia sudah menjadi suamiku. Aku ceritakan kepada Mustafa, kenapa aku tidak mau. Aku tidak percaya pada Mustafa bahwa dia belum betul - betul meninggalkan masa lalu dan menyimpan kenangan itu di laptopnya yang merupakan privasi Mustafa.

Mustafa berusaha meyakinkan bahwa aku bisa membuka laptopnya tanpa harus kuatir akan hal itu. Dia sudah menghapus masa lalunya dan berjanji akan menghapus sisanya yang mungkin masih ada. Akhirnya terpaksa aku tetap membuka laptop itu dengan perasaan mual, takut, dan jantung berdebar. Lebay memang, tapi bagaimana lagi, ada trauma di masa lalu yang menyulitkan aku untuk meyakini semua baik - baik saja.

Ini baru satu kisah dari beberapa cuplikan lainnya yang membuatku berpikir bahwa aku punya masalah dengan kepercayaan. Masih ada kejadian - kejadian lain dimana aku harus diam dan meyakinkan pikiran skeptisku untuk membuang segala praduga tak bersalah itu. Selebihnya, itu semua dukungan Mustafa untuk selalu meyakinkan bahwa dia bisa dipercaya dan apa yang dilakukannya tulus, lengkap dengan caranya menenangkan aku bahwa kita hidup di saat ini, bukan kemarin...


Zulu lagi baca blog!

Friday, July 26, 2013

Mood of The Day : Dream Catcher

Somebody! please buy me a dream catcher ..... 

I chose my mood of welcoming August in a dream catcher; a symbol of protection from any harm originated from the Indians. I feel so insecure right now ......

Quote of the day : Perbedaan itu saling melengkapi (kebingungan)

Perbedaan itu saling melengkapi (kebingungan)
-SA-


Karena kala bingung, itu karena perbedaan, tapi kenapa itu dianggap melengkapi? saling melengkapi? apa kabar dengan memahami diibaratkan memahami sampai mati.
Mati aja kalau capek memahami.


Thursday, July 25, 2013

Sesuai Kapasitas atau Menyesuaikan Kapasitas?

Waktu diajak buat berhemat, Mustafa menggambarkannya dengan mudah... "ohh jadi kalau kita biasa pakai butter, nanti waktu berhemat kita pakai margarine?"

Kemudian jadi mikir, sebagai mantan anak orang berkecukupan yang masih ingin dan punya mimpi besar untuk bisa memenuhi segala kebutuhan dan keinginan dengan sejahtera, aku semakin bingung, sebetulnya harus hidup seperti apa sih?

pilihan 1
Karena tau butter itu enak dan mahal, maka aku harus berjuang mencari uang supaya aku bisa beli butter tanpa harus kuatir harganya mahal.

pilihan 2
Aku harus beli butter, karena itu penting, walaupun aku tidak mampu.

pilihan 3
Pake margarin aja enak, kenapa harus butter.

Nah, tetep masih bingung sambil melirik butter yang hampir habis ..... lalu bulan depan sebaiknya aku harus hidup dengan pilihan mana?




Value has a value only if its value is valued
-Brian Dysin Former CEO Coca Cola-


Friday, July 19, 2013

Alasan!

Sukanya bikin alesan, biar selamat dari sebuah sikap.
Aku begini karenaaaa...
Aku begitu karenaaaa.....

Dulu kubilang sama mantan pacar ...
"maaf ya kita sendiri - sendiri aja, tetiba setelah tabrakan gegar otak, aku jadi lupa ... Lupa akan rasaku padamu..." *plak plak ...

Kemudian kubilang ....
"bentengku harus kuat, karena alam semesta dan Tuhan mengambil semua yg aku cintai dan itu sakit, maka aku tidak mau sakit lagi"

"aku memilih untuk meninggalkan, karena aku takut ditinggal... Jadi Tuhan biarkan aku mati lebih dulu.... "

Aku tidak mau percaya, karena aku pernah dikhianati kepercayaannya ..
Aku mau jadi selingkuhan, karena aku ingin balas dendam dan menang

Semua orang boleh punya alasan untuk pembenaran...
Lebih baik kalau itu masuk akal
Lebih baik kalau itu memiliki dasar penelitian yang membuahkan hasil akurat...

Tapi kemudian aku lupa, apa alasanku untuk hidup? Karena aku yakin aku tidak pernah minta untuk hidup.
Dan sambil lalu aku belajar untuk mencintai, karena konon katanya itu tanpa alasan, semacam cinta buta, dan akhirnya aku merasa bodoh ...


lalabohang -
Mari menggambar sebelum ide itu menjadi bangkai dipikiran


My mind is a warrior and my heart is a stranger

Tuesday, July 16, 2013

Untung dan Malang

"Kaya atau miskin itu nasib atau pilihan?" begitu tanya tim dari Bank Dunia kepada karyawan sebuah pabrik kecil di desa terpencil untuk penelitian mereka mengenai dampak etos kerja masyarakat desa untuk mengentaskan kemiskinan. Beberapa karyawan menjawab itu nasib dan ada juga yang menjawab itu pilihan. Dari jawaban mereka, desa terpencil ini memiliki etos kerja yang bagus untuk bangkit dari kemiskinan dan mereka yakin ini bukan nasib tapi hanya kondisi yang bisa diperbaiki. Sungguh pemikiran yang baik untuk maju dan semoga ini menjadi awal kemajuan mereka.

Aku pikir awalnya untung dan malang itu nasib. Seperti aku dan sahabat puluhan tahunku itu. Bagiku, sahabatku ini sangatlah beruntung, wajahnya cantik, tubuhnya langsing, orang tuanya sejahtera, pendidikannya bagus, kesempatan yang dia dapatkan itu selalu baik. Namun demikian, aku tidak menjatuhkannya kepada iri hati dan merasa dikalahkan. Sahabatku ini tetap yang terbaik atas segala pengertiaan, kesetiaan, dukungan, dan perhatian kami satu sama lain. Jadi untuk kami, semakin kita melihat keberuntungan orang lain kita akan melupakan berkat yang kita miliki tanpa harus mengukur porsinya, karena kita tidak pernah tau apa yang sebetulnya dialami orang lain sedekat apapun orang lain itu kepada kita.

Untuk itu aku belajar banyak dari pegawai - pegawai pabrik kecil ini, karena mereka punya jauh lebih banyak alasan untuk iri hati atas kehidupan orang lain, tapi mereka memilih untuk mensyukuri apa yang mereka miliki dan berupaya sebaik mungkin untuk membuat kehidupan lebih baik, tidak hanya untuk diri sendiri, juga untuk kehidupan. 




Tuesday, July 9, 2013

Baby Moses

Are you ready? or you just want it?


Begitu tanyaku pada Mustafa suatu pagi. Beberapa kali aku merasa Mustafa hanya ingin punya anak, tapi belum siap punya anak. Ternyata Mustafa punya pemikiran yang amat seru dan sangat serius menanggapi pertanyaanku itu. He is really a husband I can rely on and compromise with .... *kecup kecup. Akhirnya kami hari ini punya kesepakatan yang realistis dan tetap religius. Ini merupakan suatu pencapaian ya mengingat kami berdua bukan orang yang religius. Kami sepakat untuk lebih mempersiapkan lagi segalanya semampunya namun tidak menolak titipan alam semesta dan empunya kehidupan untuk membesarkan buah hati dengan baik dan benar sesuai kapasitas kami saat ini.

Bahwasanya, aku ini suka mengumpat pasangan yang beranak pinak tapi tidak realistis. Beranak diluar pernikahan satu contohnya, beranak tapi tidak bisa membiayai anaknya adalah hal lain, dan beranak pinak tapi tidak tahu sama sekali cara mendidik dan membesarkan anak itu parah lagi, dan begonya lagi punya anak karena tuntutan status sosial dan kesempurnaan sebagai seorang wanita, parahnya lagi beranak trus cerai trus rebutan anak *whatta drama! Dulu aku pernah mengumpat pada seorang ibu ketika memukul keras anaknya yang menangis karena minta dibelikan ice cream. Entahlah itu anaknya yang 'out of order' atau ibunya yang sinting ... "Dasar!!!! bagian bikin anak aja ah uh ah uh menikmati, sekarang punya anak main pukul kayak orang ngga berpendidikan..." Aku yakin ibu itu pasti marah mendengar kecamanku yang frontal dan keji itu, tapi itu betul ... It was so pathetic! Soal yang ini aku yakin betul, anak itu bisa diajak berkomunikasi, meskipun itu masih dalam bentuk janin. Percayalaahhh jamaahhh percayalah .....

I want

Yeah, I want our baby made by Mustafa and Musdalifah's best making love into a bundle of joy! Kami juga sudah memikirkan sebuah nama Baby Moses dan berharap dia akan jadi anak lelaki kami. Entah kenapa kami inginnya lelaki, jantan! (penekanan kata jantan harus diperlukan di abad ini).

Kami juga punya bayangan betapa seru dan meriahnya rumah kami kalau ada Baby Moses, dengan keributan tangis dan tawanya, hebohnya gantiin popok, pusingnya menidurkan, dan siskamling tiap malam. Kami yakin Baby Moses akan jadi wadah cinta kasih kami suatu hari nanti.

We are not ready yet we shall and will prepare

Belum, kami belum siap. Rumah tangga kami masih anyar gressss ... Kami lagi suka - sukanya pacaran karena kami belum pacaran sejak memutuskan menikah. Berdua kami masih merokok dengan kencangnya dan hidup sesuka - sukanya. Kami punya simpanan, tapi pengeluaran kami BEP dengan penghasilan kami, alias kami belum bisa menabung dengan layak. Singkatnya kami punya idealisme untuk mempersiapkan kehadiran Baby Moses.

Apakah kami menolak rejeki atau titipan dari alam semesta dan empunya kehidupan? tentu tidak ...
Kami akan menerima dengan senang hati kapan saja Baby Moses atau Baby Girl jika memang itu sudah saatnya dan kami akan berusaha sebaik mungkin memberikan yang terbaik untuk tumbuh kembangnya.

Ya tapinya kalau dikasih kesempatan untuk mempersiapkan Baby Moses, kami akan lebih senang lagi karena kami pastinya pengen Baby Moses pakai baju keren - keren biar ngga malu - maluin kalau dibawa reunian... hahahah ... . Karena kami yakin setiap orang tua (yang waras) pasti punya harapan terbaik untuk buah hatinya, seperti kami ingin Baby Moses itu nanti sehat, utuh, ganteng, cerdas, genetically great!, baik hati, tidak sombong, mau bekerja keras, sayang orang tua, dan harapan - harapan lainnya *biggrin!