Karena ketika aku dulu jatuh, ketika hidup seakan tidak perlu dipertahankan, kemudian aku membunuh Amirta. Nama yang diberikan orang tuaku, artinya "hati" dari kata "amor". Aku juga membunuh masa laluku, masa - masa aku menjadi Amirta. Kemudian aku lahir menjadi Stella, nama yang diberikan dengan arti "bintang" simbol akan sebuah mimpi dan tujuan. Aku hanya melakukan tujuan hidupku tanpa melibatkan hati.
Hari ini, aku harus "niat", harus "semeleh", dan aku harus ingat si empunya kehidupan. Bahwa ujian selanjutnya yang harus aku hadapi adalah untuk menjadi STELLA AMIRTA. Menyelaraskan hati dan tujuan hidupku dengan selalu bersyukur pada empunya kehidupan.
The art of letting flow
Lepaskan! aku termasuk anak muda yang penuh ambisi dan keras (harusnya cukup cerdas juga). Tapi aku tidak boleh lupa untuk melepaskan, untuk bisa membiarkan hidup mengalir. Karena seberapapun rencana dan harapanku, tidak selalu sesuai dengan si empunya hidup.
Nawaitu
HIDUP itu niat. Dulu aku ngga punya niat hidup. Buat apa? aku hidup buat siapa? mama, papa, dan adik? cuman segitu aja? ya niat lah untuk selalu baik baik saja untuk aku dan semua orang disekitarku.
The art of pain
Seperti pake tato, sakit itu bukan berarti harus segera bergas waras karena benci rasa sakit. Tapi nikmati rasa sakit itu, seperti ketika kita menato diri kita sendiri. Sakitnya bukan main, tapi untuk suatu karya seni yang luar biasa. Karena sakit itu perlu! ask to the whole people in the world, they are 100% gone through pain!
Berbagi
Kita itu hanya "kran air" dan bukan pemilik "tandon air" kehidupan. Jadi salurkanlah apa yang kamu miliki dan kamu mampu, tidak hanya untuk diri sendiri tapi untuk orang lain. Merasa tertegurlah ketika barang yang kamu pikir kamu miliki itu hilang, rusak, dan hancur, karena itu bukan milikmu atau mungkin kamu lupa untuk berbagi, maka si empunya "tandon air" akan mengambilnya kembali.
Sebenernya agak susah menulis ini dalam sebuah blog, karena ini menurutku juga tidak mudah. Lebih dari 2 tahun aku mempelajari ini bersama seseorang, dia yang selama ini tidak pernah aku sebutkan identitasnya. Dia adalah "bengkel" untuk hidupku yang sempat hancur berantakan. Lebih susah lagi menulis semuanya ini, karena rangkuman ini kami bahas semalaman ditemani 1 botol besar heineken. Semoga ini sedikit bisa menyampaikan apa yang aku hadapi dan bagaimana aku menghadapi hidup dan bisa berguna buat orang lain.
Untuk makhluk ini, terima kasih untuk hadir dalam hidupku, meski kita tidak akan pernah bisa bersama (who knows). Untuk magnum almond siang itu adalah pelengkap aphrodisiac dalam tangisku. Untuk selalu bisa tau apa isi pikiran kita tanpa harus bicara verbal. Untuk memelukku dengan erat ketika air mataku tidak bisa berhenti. Terima kasih karena setelah 2 tahun aku bertanya - tanya dan semalan semua tanyaku dijawab, for finally you said "yes, I love you" :)
Untuk si empunya hidup ..... I'm freakin have no good reason to be angry with you especially when you send someone that I find right but it's just not right in Your way. So, I guess .... I thank for that though.