instagram

Pages

Tuesday, May 22, 2012

Selamat Pagi Mustafa


Dari sebuah bincang – bincang dini hari pada sebuah kios roti bakar di bilangan Blok M Jakarta, seorang teman menyarankan aku untuk menemukan kembali Mustafa. Mudahnya di era komunikasi serba sigap dan kecepatan akses untuk memudahkan mencari, kamipun akhirnya menemukan Mustafa. Meski dalam kehidupan nyata, kami tidak punya kemampuan untuk mencari dan menemukan dari sejak tahun 2004. Mustafa, hari ini aku menemukanmu dan menyapa “woooooiiiiiii….” Sungguh bukan sapaan yang menarik dalam sebuah jawaban akan pencarian.

“oh my gosh *thrilled*” jawab Mustafa beberapa menit kemudian setelah kutemukan di arena twitterland.
“*amazed*” sambutanku sekenanya karena bingung harus menjawab apa.
“where have you been” dia seperti sudah tersadar bahwa kami sama – sama menghilang.
“Nowhere but here :D long time no see *blushing*”
“yeah … long time so, hows the world?”
“world’s still unfair sometimes … How’s life?”
“well, sometimes life is a bitch, actually….”

Sekian kami berbincan dan pada suatu pagi aku terhanyut pada tulisan – tulisan Mustafa, dia adalah seorang penulis. Pada sebuah waktu di tahun 2004 Mustafa pernah berujar, “bekerjalah, raihlah karirmu. Aku ingin dirumah, membaca dan menulis, lalu menyambutmu pulang… “ Dalam hati aku mencerna maksudnya Bagaimana mungkin lelaki ini memilih lari dari standar kehidupan normal yang kami jalani di kebudayaan timur ini. Aku dulu tidak mengerti dan sekarang pun tidak, hanya mencoba memahami, jiwa Mustafa memang berkutat pada indahnya paduan linguistik yang dia kuasai dan membaurkannya pada kisah sehari – hari yang apik.

Mustafa, aku suka tulisanmu dan terima kasih sudah mau aku temukan kembali. Meski tahunan ini, secanggih apapun teknologi tidak mempertemukan kita dalam suatu momentum ruang dan waktu akan sebuah kebetulan.

I can even still remember the song you gave me, Mustafa :D



Wednesday, May 16, 2012

Jujur

Kaca ini jujur sekali ...  batinku dalam hati ketika melihat wujudku dalam pantulan kaca. Kondisi aku sedang sakit, flu berat dan asma kambuh. Kantung mataku terlihat hitam seperti panda, rambutku acak - acakan, sepertinya aku sedikit menggendut, dan bibirku pucat.... sumpah aku jelek!

Aku berujar pada temanku, "aku lagi jelek ... I don't feel like doing anything" ... sambil tertawa dia menjawab "kalau tau lagi jelek dan ngga sehat, itu obatnya dihabisin, mulai besok rajin olahraga, itu rambut dirapihin, bukan malah tarik selimut lagi!"

Kejujuran itu memang sakit apa lagi ketika itu menyangkut fakta yang diluar harapan. Tapi yang penting itu ketika menghadapi sebuah kejujuran yang pahit, siapkah kamu untuk mencari solusi dari sebuah kejujuran?


ps: untuk papa, aku hanya minta papa untuk jujur.