Sore kemarin, salah satu sahabat bertemu di kantor dan
komentar, “wajahmu kuyu, I lost your soul”.
Kulihat kaca dan memperhatikan raut mukaku. Selain bertambah cempluk karena aku
sedang tidak peduli dengan diet dan makanan tak enak tapi sehat, memang betul,
wajahku kuyu.
Mungkin karena kelelahan dan tingkat stress yang tinggi
menjelang pembukaan hotel baru yang membuatku serba terburu dan kehabisan
waktu. Terima kasih sahabat, sudah mengingatkan aku, let me find my soul and be better soulmate after all the hectic period
passed :D.
Sepulang dari kantor, seperti biasa rebahan sebentar dan
melihat ke arah TV, sudah cukup lama aku tidak nonton TV. TV Cable akhir –
akhir ini banyak memutarkan film horror, mengingat akhir bulan ini adalah
hallowen. Sebelum kumatikan TV, ternyata HBO sedang memutar film “One Day”
shyuuuttt! I missed the very first half an hour. Iseng kuhubungi Mustafa,
karena dia penyuka film, bisa menemaniku nonton meski dia diluar pulau.
Kami, aku dan Mustafa mulai memberi komentar pada film itu.
Dari bentuk Anne Hathaway yang berperan sebagai Emma cukup wagu didandani ala
90an dan begitu mempesonanya Jim Sturgees sebagai Dexter. Bagaimana nyatanya
film itu juga masuk dalam perbincangan kami sampai ketika Emma di tahun 200
memotong rambutnya Pixie Look, aku membatin “my hair, she cuts it like my hair,
she walk the story as I do” dan voila! The secret guy menghubungiku dalam detik
yang sama memberi pesan singkat “your hair, on HBO” seketika aku membalas “ I
HATE YOU” …. Kadang aku membenci makhluk ini karena dia selalu ada dalam
pemikiran yang sama dengan aku. Komentar kami selalu sama dan selalu kami
setujui dengan kata “NAH” semacam mengiyakan pemikiran yang sama. Sampai pada
akhir cerita, Mustafa yang sibuk dengan melancholianya mengilhami film tersebut
dan dilain ruang dan waktu, aku dan makhluk
menyebalkan ini saling memberi pesan yang sama “No matter what happens
tomorrow, we have today” statement yang sama kami tangkap dari film itu dan
sekali lagi aku menimpali “ I HATE YOU”.
Kadang aku berpikir, tidak ada memang yang bisa menjelaskan
sebuah rasa. Seperti Emma dan Dexter, rasa itu mereka miliki tapi dihindari
karena berbagai hal realita yang membatasi. Meski suatu waktu akhirnya mereka
bisa bersatu untuk sementara waktu dan tidak ada yang bisa menyalahkan ketika
semesta memisahkan. Aku mempercayai pergolakan kimiawi dan biologis dalam tubuhku
dan bagaimana hatiku berdebar, senyumku merekah lalu aku menyebutnya sebagai
Chemistry ketika bertemu dengan sesuatu atau seseorang yang membuatku merasa
nyaman. Mungkin suatu saat nanti aku bisa bertemu dengan Dexter ku … meski
mungkin tidak bisa sama pesonanya seperti Jim Sturgees :D